API…
Ya, A-P-I begitulah kau menamai dirimu.
Kau bilang, kau ingin seperti Api sebab kau ingin berbeda dengan yang lain, kau
juga ingin seperti api yang menyala; yang setiap waktu dapat menyemangati orang
lain –tidak hanya kau sendiri yang memiliki semangat tersebut. Mungkin itu
filosofi yang saya ingat darimu. “Nice philosophy.” Batin saya kala itu.
Diluar
filosofi yang keren itu. Saya sedikit kesal dengan sikapmu, Api. Hmmm… kau
mungkin tahu tindakan apa yang membuat saya kesal?
Baiklah… akan
saya beritahu. Namun bisakah kau jawab beberapa pertanyaan saya berikut?
1. Kau tahu, kesehatan akan di bayar mahal ketika kesakitan datang?
2. Kau tahu, mencegah lebih baik daripada mengobati?
1. Kau tahu, kesehatan akan di bayar mahal ketika kesakitan datang?
2. Kau tahu, mencegah lebih baik daripada mengobati?
Cukup, hanya
itu saja pertanyaan dari saya.
Api, kau
sering mengeluh tentang kepalamu yang sakit menyiksa itu. Mungkin itu karena Darah Rendahmu
kambuh. Jujur, saya kecewa! Bukan, bukan karena kau sering mengeluh sakit, tapi
kecewa karena selalu mengabaikan rasa sakit itu. Seharusnya kau tahu, sekecil
apapun penyakit bila dibiarkan maka akan berbahaya nantinya. Ya,
walaupun saya tidak terlalu paham dengan Darah Rendah, tapi saya mengerti bahwa setiap
penyakit akan berujung pada kata ‘berbahaya’. Setidaknya sakit kepala yang sering menderamu adalah pengingat bahwa kau tak boleh menyepelekannya.